SEMARANG – Dunia swasta masih belum mampu dijadikan sandaran untuk menopang ketika dana APBD sangat terbatas guna membiayai kegiatan olaharaga di Jawa Tengah. Padahal prestasi olahraga bisa dicapai jika tumbuh ekosistem olaharaga yang ditandai masifnya keterlibatan pemangku kepentingan, dunia usaha dan tersedianya venue yang representatif.
Demikian benang merah yang bisa dipetik dalam Diskusi Olahraga Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) PWI Jawa Tengah yang berlansung di Hotel Noormans, Semarang, Selasa 9 September 2025.
Kegiatan dalam menyambut Haornas 2025 dengan tajuk ”Menjaga Prestasi Olahraga Jawa Tengah” ini menghadirkan empat narasumber. Mereka adalah Kadisporapar Jateng Muhamad Masrofi yang membawakan materi Peran Pemda dalam Menyediakan Fasiliotas dan Program Pembinaan Olahraga, Wakil Ketua Umum II KONI Jateng Soedjatmiko (Strategi KONI dalam Membina dan Mengembangkan Cabor Unggulan Daerah).
Selanjutnya anggota Komisi E DPRD Jateng Abdul Hamid (Dukungan Regulasi dan Anggaran DPRD untuk Prestasi Olahraga Daerah), dan mantan atlet/pelatih bulutangkis Basri Yusuf yang juga ketua umum PBSI Jateng (Pengalaman dan tantangan atlet: Kunci Menuju Prestasi olahraga yang Berkelanjutan).
Diskusi dipandu oleh wartawan senior Ismu Puruhito.
”Selama ini Pemprov sudah mengambil peran dengan kebijakan alokasi APBD dan penghargaan kepada atlet berprestasi, serta penyediaan sarana olahraga. Namun sayang, mengacu pada PON 2024 lalu, sektor sewasta belum bisa berbuat banyak, sehingga masih mengandalkan APBD yang terbatas. Kita memang tak bisa menampika, bahwa dana CSR korporasi lebih banyak disalurkan untuk kemanusiaan dan kesejahteraan masyarakat, bukan pada olahraga. Ini jadi tantangan bersama,” katanya.
Masrofi mengapresiasi kinerja KONI yang mampu menuai prestasi gemilang di PON XXI/Aceh-Sumut dengan capaian 71 emas, 74 perak dan 115 perunggu. Karenanya dia sangat berharap, prestasi bisa dijaga dan bahkan ditingkatkan pada PON mendatang meskipun masih dihantui soal pendanaan. Dan itu butuh komitmen bersama berbagai pihak.
”Selain itu harapan kita sama, semoga ada perubahan pada Permenpora No 14 selepas ganti menteri. Sulit mengandalkan CSR dari swasta karena ada aturannya, pengurus KONI disuruh cari uang swasta ya saya kira tak mampu,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Soedjatmiko yang mewakili KONI lebih menekankan bagaimana KONI menggunakan straategi SWOT untuk mampu bersaing di PON lalu. Jateng punya kekuatan besar, diantaranya soliditas cabor, KONI, pemerintah dan stakeholder, transparansi keuangan, kualitas SDM atlet, dan pemetaan cabor unggulan.
”Kekurangannya adalah dukungan anggaran yang belum memadai dari APBD maupun swasta, terbatasnya sarpras, terbatsnya penerapan iptek yang berkelanjutan. Ke depan ancaman masih ada, diantaranya mutasi atlet, regulasi yang menguntungkan tuan rumah PON. penurunan prestasi atlet karena kesibukan,” bebernya.
Sedangkan Anggota Komisi E DPRD Abdul Hamid menyebut prestasi prestasi olahraga bisa sehat, jika ekosistem yang dibangun pun juga sehat. Mulai pembibitan dan pengembangan bakat usia dini, kompetisi, penyediaan sarpras, pelatda/TC, pemeberdayaan klub dan penghargaan bonus.
Sementara itu, Basri Yusuf mendorong perlunya pelatih bersertifikasi untuk meningkatkan prestasi olahraga Jawa Tengah.
Diskusi Olahraga dibuka oleh Ketua Umum KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana. Hadir dalam kesempatan itu, Sekum KONI Achmad Ris Ediyanto, Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS, perwakilan KONI kabupaten/kota di Semarang Raya, perwakilan induk organisasi olahraga (pengprov), Ketua Siwo PWI Erwin Ardian bersama jajaran, serta wartawan olahraga.
Bona dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Siwo PWI yang telah menggelar diskusi ini. Dia berharap, Siwo tetap andil dalam mengawal denyut pembinaan olahraga dengan masukan-masukan yang konstruktif.
Sedangkan Amir Machmud dari PWI menyebut, diskusi yang dilakukan Siwo PWI sesuai dengan tema Musyarawah Olahraga Provinsi KONI yang akan segera digelar yaitu menguatkan landasan pembinaan olahraga prestasi Jateng.
”Mengapa menguatkan landasan, mengapa menjaga prestasi. Ini selaras dengan tekad KONI, yaitu Jateng masuk dalam lingkaran elit kontestan PON, dan perolehan medali melompat drastis dibanding PON 2021,” katanya.
Ketua Siwo PWI Erwin Ardian mengatakan, kegiatan diskusi ini bertujuan selain melaksanakan program kerja Siwo, juga turut berkontribusi ikut memonitor pembinaan olahraga di Jateng termasuk isu-isu terkini salah satunya Permenpora.
”Kami juga berterima kasih kepada KONI dan PWI yang banyak memberikan support terhadap Siwo,” tandasnya. (*)
Reporter: Ismu Puruhito